4 februari 2012
AriEkha14
Contoh operasi
pembagian :
REFERENSI
·
ANGKA PENTING
Semua angka
yang didapatkan dari hasil pengukuran menggunakan alat ukur termasuk angka
penting yang terdiri atas angka-angka pasti dan angka taksiran, sesuai dengan
tingkat ketelitian pengukuran dari alat ukur yang digunakan
1. 1. Menuliskan Hasil Pengukuran dengan Angka Penting
Pada saat
membaca skala alat ukur, sebenarnya anda sedang berhurusan dengan angka penting
karena angka yang ditujukan oleh skala alat ukur merupakan bagian dari angka
penting. Angka penting juga mencangkup angka taksiran yang dapat dari tingkat
ketelitian atau ketidakpastian alat ukur tersebut.
Dalam penulisan
angka penting, terdapat lima aturan yang menentukan suatu angka termasuk angka
pentig. Lima aturan tersebut adalah sebagai berikut.
a.
Semua angka bukan nol adalah angka penting.
123 cm : memiliki tiga
angka penting.
14,69 mm : memiliki empat
angka penting.
b.
Angka nol yang terletak di antara dua
angka bukan nol adalah angka penting.
601 cm : terdapat tiga
angka penting.
60,09 mm : terdapat empat
angka penting.
c.
Angka nol yang terletak di sebelah
kanan tanda desimal dan mengikuti angka bukan nol adalah angka penting.
1,0490 m : terdapat lima
angka penting.
14,069 cm : terdpat lima
angka penting.
d.
Angka nol yang terletak di sebelah
kiri angka bukan nol, baik yang terletak di sebelah kiri maupun di sebelah
kanan tanda desimal adalah bukan angka penting.
0,14 g : memiliki dua
angka penting.
0,0069 kg : memiliki dua
angka penting.
Hal ini akan lebih mudah terlihat jika ditulis 14 × 10-2 g dan 69 × 10-4 kg.
e.
Penulisan angka penting dengan notasi
garis bawah, angka penting berakhir pada angka yang diberi garis bawah dan
angka selanjutnya adalah bukan angka penting.
14,694 mm :
memiliki empat engka penting.
14,69960 cm :
memiliki tiga angka penting.
Angka yang
diberi garis bawah merupakan angka taksiran atau angka yang diragukan, namun
angka tersebut termasuk angka penting. Di dalam penulisan, deretan angka hanya
boleh terdapat satu angka taksiran.
Untuk
memudahkan anda mengetahui banyaknya angka penting suatu besaran, digunakan
cara penulisan yang disebut notasi ilmiah.
Cara penulisan ini juga sangat membantu dalam operasi perhitungan fisika. Untuk
mengetahui cara penulisan notasi ilmiah, perhatikan contoh berikut.
1) Tebal sebuah buku adalah 1,49 cm = 0,0149 m. Apakah jumlah angka
penting yang ditulis dalam satuan cm dan satuan m berbeda? Tentu tidak,
keduanya memiliki tiga angka penting. Karena 0,0149 m dapat ditulis menjadi
1,49 × 10-2 m. angka 1, 4, dan 9 adalah
angka penting, sedangkan 10-2 disebut orde besaran.
2) Masa sebuah benda adalah 1,4 ton = 1.400 kg. Dari hasil pengukuran
yang didapat memiliki dua angka penting sehingga 1.400 kg dituliskan menjadi 1,4
× 103 kg. Angka 103 disebut
orde besaran.
Penulisan hasil
pengukuran 0,0149 m dapat ditulis menjadi 1,49 × 10-2 m dan 1.400 kg menjadi 1,4 × 103 kg disebut penulisan dengan cara notasi ilmiah. Penulisan ini akan sangat
menguntungkan seperti pada penulisan massa sebuah electron, yaitu 9,11 × 10-31 kg (setelah dibulatkan). Jika massa electron
ditulis tanpa menggunakan notasi ilmiah, anda akn membutuhkan tempat yang
lumayan panjang. Oleh karena itu, penulisan dengan notasi ilmiah menjadi sangat
menguntungkan. Jadi, deret angka nol yang terdapat di belakang atau di depan
angka bukan nol, dapat diganti dengan bilangan sepuluh berpangkat yang disebut
orde besaran.
Selain
penulisan secara notasi ilmiah, untuk memudahkan sering dilakukan pembulatan.
Terdapat tiga aturan pembulatan angka desimal dalam fisika, yaitu
a. Angka kurang dari lima dibulatkan ke bawah.
Contoh : 14,64 cm,
dituliskan 14,6 cm.
69,93 mm,
dituliskan 69,9 mm.
b.
Angka lebih dari lima dibulatkan ke
atas.
Contoh : 14,69 g,
dituliskan 14,7 g.
86,78 m,
dituliskan 86,8 m.
c.
Angka lima dapat dibulatkan ke bawah
maupun ke atas sesuai perjanjian. Di antara perjanjian yang digunakan, di
bulatkan ke bawah jika angka sebelum atau angka di depan angka lima
adalah angka genap, dan dibulatkan ke atas jika didepan
angka lima adlah angka ganjil.
Contoh : 14,685 cm
dituliskan 14,68 cm
69,135 mm
dituliskan 69,14 mm
2 2. Operasi-Operasi dalam Angka Penting
Adapun
aturan-aturan perhitungan atau operasi dalam angka penting adalah sebagai
berikut.
a.
Operasi Penjumlahan dan Operasi
Pengurangan
Pada operasi ataupun pengurangan dengan angka penting, hasil dari
operasi tersebut hanya boleh mengandung satu angka yang diragukan. Jika
terdapat dua angka yang diragukan, angka kedua yang diragukan tidak perlu
dituliskan (dalam hal ini perlu pembulatan). Untuk lebih jelasnya perhatikan
contoh berikut.
Contoh operasi penjumlahan:
1.
1,469
9 merupakan angka taksiran
2,4069 +
9 merupakan angka taksiran
3,8759 Angka 5 dan 9 (dua angka terakhir) diragukan sehingga
penulisannya menjadi 3,876 supaya hanya terdapat satu angka diragukan, yaitu 6
(sesuai dengan aturan pembulatan).
2.
34,569 Angka 9 diragukan
1,2
+ Angka 2 diragukan
35,769 Dituliskan menjadi 35,8 (sesuai dengan aturan
pembulatan).
Contoh operasi
pengurangan:
1.
5,432 Angka
2 diragukan.
1,0234 - Angka
4 diragukan.
4,4086 Angka 8 dan 6 (dua angka terakhir) diragukan sehingga
penulisannya menjadi 4,409 supaya terdapat satu angka diragukan, yaitu angka 9
(disesuaikan dengan aturan pembulatan).
2.
34,569 Angka 9 diragukan.
1,2 + Angka 2 diragukan.
33,369 Dituliskan
menjadi 33,4 (sesuai dengan aturan pembulatan).
b.
Operasi Perkalian dan Operasi
Pembagian
Pada operasi perkalian atau pembagian, banyaknya angka penting
hasil dari kedua operasi tersebut harus sama dengan angka penting yang paling
sedikit.
Contoh operasi perkalian :
1.
1,23 Terdapat
tiga angka penting.
2,5 x Terdapat dua angka penting
3,075
Dari operasi perkalian tersebut, hasilnya hanya boleh memiliki dua
angka penting, yaitu banyaknya angka penting yang paling sedikit sehingga hasil
operasi perkaliannya menjadi 3,1 (terdapat dua angka penting sesuai dengan
aturan pembulatan).
2.
12,345 Terdapat
lima angka penting.
0,120 x Terdapat tiga angka penting.
1,2814 dituliskan menjadi 1,48 (terdapat
tiga angka penting).
1.
1,23 Terdapat
tiga angka penting.
2,5 ÷ Terdapat
dua angka penting.
0,492
Dari operasi pembagian tersebut, hasilnya hanya boleh memiliki dua
angka penting, yaitu sesuai dengan banyaknya angka penting yang paling sedikit
sehingga hasil operasi pembagiannya menjadi 0,49 ; terdapat dua angka penting
(sesuai dengan aturan pembulatan).
2.
12,234 Terdapat
lima angka penting.
1,200 ÷ Terdapat empat angka penting.
10,195 Dituliskan menjadi 10,20 (terapat empat angka penting).
c.
Operasi Pemangkatan dan Penarikan
Akar
Pada operasi pemangkatan dan penarikan akar, banyaknya angka
penting hasil operasi sama dengan banyaknya angka penting bilangan yang
dipangkatkan atau diakarkan.
Sebagai contoh:
1.
(12,5)2 = 156,25
12,5 memiliki tiga angka penting sehingga nilai 156,25 dituliskan
menjadi 156 (sesuai dengan pembulatan).
2. akar 2,0 = 1,4142
Bilangan 2,0 memiliki dua angka penting.
Oleh karena itu, akar 2,0 = 1,4 (sesuai dengan aturan pembulatan).
REFERENSI
Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta:
Grafindo Media Pratama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar